MuslimTerkini.com - Ada kalanya teman adalah sebagai penasihat yang baik. Namun ada juga teman yang menjadikan pertemanan sebagai ladang memuaskan kepentingan dirinya sendiri.
"Barangsiapa yang berteman denganmu dan menyepakatimu dalam perkara yang disukainya saja, dan menyelisihimu dalam perkara yang dibencinya, pada hakikatnya dia hanya berteman dengan hawa nafsunya dia sendiri. Orang yang berteman dengan hawa nafsunya, pada hakikatnya dia hanya mencari kesenangan dunia." Shifatu Ash-Shafwah, 68
Bahwa dalam pertemanan, seseorang sejatinya sedang menjalin hubungan yang berkesinambuhan.
Baca Juga: Sebuah Monitoring Sistem
Baca Juga: Doa Keluar Rumah dan Artinya, Lengkap dengan Bacaan Latin
Ketika berteman hanya berharap yang baik baik saja, dan ketila ada masalah ia lalu membenci, bisa jati itu tidak masuk kriteria teman sejati dan sehati.
Teman sejati itu tidak menghakimi disaat kita salah. Ia akan meluruskan. Mendampingi diri dalam segala kondisi.
Memiliki sahabat orang-orang shalih merupakan suatu kenikmatan dan karunia dari Allah yang sangat besar. Dalam Kitab Qutul Qulub Fii Muamalatil Mahbub, Khalifah Umar bin Khattab berkata :
“Tidaklah seseorang diberikan kenikmatan setelah Islam, yang lebih baik daripada kenikmatan memiliki saudara (semuslim) yang saleh. Apabila engkau dapati salah seorang sahabat yang saleh maka peganglah erat-erat.”
Baca Juga: Kepak Sayap kebhinekaan Artinya, ini 2 Versi Pengartiannya
Artikel Terkait
50 Kata Bijak Utsman Bin Affan Tentang Cinta, Sahabat dan Islam: Ambil Hikmahnya Sekarang
Kumpulan Puisi Sahabat Putih Biru yang Bermakna Banget
Hakikat Dunia dalam Islam menurut Rasulullah dan Para Sahabat
Buatkan Puisi Tentang Sahabat Nabi, Ini 3 Contohnya
5 Jasa Abdurrahman Bin Auf, Sahabat Nabi yang Kaya Raya dan Dermawan